Dalam rangka kampanye kesehatan jiwa, Dr. Juneman Abraham berbicara mengenai Self-diagnose yang mengalami pergeseran dari praktik medik menjadi praktik sosial. Guna memperoleh pemaparan yang utuh dari Dr. Abraham dalam ajang PsyClub, 7 November 2020, silakan menghubungi pembicara. Salam Berdaya dan Sehat Mental!
Mengenai Pembicara:
Dr. Juneman Abraham adalah Psikolog Sosial dan Associate Professor di Universitas Bina Nusantara (BINUS) dalam bidang Psikologi Perkotaan, Psikologi Kebijakan Publik, dan Psikoinformatika. Merupakan Ketua Kompartemen Riset & Publikasi, Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI), serta Asesor Kompetensi Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Psikologi Indonesia dalam bidang Perancangan dan Fasilitasi Pengembangan Komunitas. Menjadi mitra bestari Jurnal Anima – Universitas Surabaya, Jurnal Integritas – Komisi Pemberantasan Korupsi, Jurnal Aspirasi – DPR RI, serta Journal of Social and Political Psychology (JSPP). Melakukan berbagai penelitian serta memberikan seminar dan workshop mengenai Kedirian (Selfhood), diantaranya Kenyataan Diri, Pengelolaan Diri, Konstruksi Diri, Kepalsuan Diri, Perubahan Diri dan Perubahan Sosial, serta Diri Eksistensial, baik di lembaga pendidikan maupun di lembaga bisnis. Pernah menjabat sebagai Sekjen Asosiasi Psikologi Asia (APsyA) serta merupakan anggota dari World Association of Personality Psychology (WAPP).
Rock The Talk has invited Dr. Juneman Abraham, S.Psi., M.Si. Lecturer Specialist-S3 Psychology Department, Faculty of Humanities, BINUS University to share his knowledge on how to publish research papers on faculty of humanties.
You may see the show on Binus Research youtube channel with the host of the show Prof. Dr. Tirta N. Mursitama, Ph.D., Vice Rector of Research and Technology Transfer office (Link provided below)
Membicarakan SCOPUS memang “tidak ada habisnya”, terlebih membicarakan SCOPUS pada tempat semestinya. Itulah yang saya paparkan dalam kesempatan baik ketika diundang oleh FPSB UII (Fakultas Psikologi dan Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia), Yogyakarta. Prioritas peserta workshop kali ini adalah para pengelola jurnal ilmiah di lingkungan FPSB UII.
Merujuk pada data Kemenristekdikti bulan Agustus 2019, dari 27.779 program studi aktif yang ada di Indonesia, hanya 430 program studi yang telah memperoleh rekognisi/pengakuan internasional, meliputi akreditasi internasional dan asessmen/sertifikasi AUN-QA. Jumlah program studi yang telah memperoleh rekognisi internasional tersebut sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah program studi yang terakreditasi A oleh BAN PT. Total program studi yang terakreditasi A dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia adalah 3.923 program studi (per Oktober 2019). Dengan demikian total program studi terakreditasi A yang telah memperoleh pengakuan internasional hanya 11 % dari total program studi terakreditasi A dan 1,5% dari total program studi aktif.
Policies for Education, Research and Service Research Management Research Collaboration and Partnerships Research Results
Tidak mengherankan bahwa perawatan AUN-QA memerlukan tindakan lebih pada aktivitas penelitian. Dalam konteks ini, arti penting Workshop yang dilaksanakan pada 1 September 2020 melalui Zoom ini terletak.
Pada 5 Agustus 2020, Tim Redaksi Jurnal Anima menjadi penyelenggara Forum Diskusi Publikasi Ilmiah Psikologi.
Latar belakang dari kegiatan ini sebagaimana tertera dalam surat dari Dekan Fakultas Psikologi, Universitas Surabaya, adalah sebagai berikut:
“Sehubungan dengan adanya persyaratan publikasi dalam jurnal terakreditasi, bagi mahasiswa pada jenjang Magister dan dosen dengan jenjang akademik Lektor Kepala, kami memperhatikan bahwa defisit naskah bermutu masih menjadi masalah bersama, tidak terkecuali bagi kami.
Adaya minat berkuliah di jenjang Magister Psikologi Sains dan Magister Psikologi Profesi yang terus berkembang dan makin tegasnya tuntutan publikasi bagi pemenuhan kewajiban terkait pemberian tunjangan profesi dosen, membuat kondisi ini makin memerlukan perhatian khusus dan serius. Pembiaran terhadap tantangan ini berpotensi memunculkan masalah terkait kelancaran studi mahasiswa dan kinerja dosen. Hal yang lebih memprihatinkan adalah potensi ancaman penyimpangan integritas akademik.
Sebagai pengelola Pendidikan Tinggi Psikologi yang memiliki program pendidikan Magister Psikologi Profesi (sejak 2004), Magister Psikologi Sains (sejak 2012), Doktor Psikologi (sejak 2018) dan jurnal ilmiah nasional (ANIMA Indonesian Psychological Journal, sejak 1985), kami merasakan adanya kebutuhan mendesak untuk melakukan “matching & improvement” antara standar dari naskah yang kami hasilkan dengan tuntutan kualitas pada media publikasi jurnal ilmiah psikologi yang terakreditasi pada sistem ARJUNA (Akreditasi Jurnal Nasional), mulai peringkat SINTA 2 sampai dengan SINTA 6.
Dalam rangka menjawab kebutuhan tersebut, kami menginisiasikan adanya forum diskusi untuk menjajaki kemungkinan sinergi, khususnya dengan para pengelola jurnal ilmiah psikologi di Indonesia. Tujuan pertemuan ini khususnya untuk menyamakan persepsi mengenai standar mutu, etika, dan prosedur publikasi artikel ilmiah hasil penelitian mahasiswa dan dosen dalam sebuah kolaborasi yang bersifat mutualistik antar lembaga.”
Sebagai salah seorang anggota Dewan Editor Anima, Dr. Juneman Abraham mengusulkan agar Forum yang digagas oleh Anima-Universitas Surabaya ini dapat memanfaatkan platform ScienceOpen untuk menwujudnyatakan ide dari Ketua Dewan Editor Anima, Dr. Ide Bagus Siaputra (yang juga merupakan satu tim ANJANI/Anjungan Integritas Akademik dengan Dr. Abraham) untuk menyinergikan upaya proses publikasi yang melibatkan para pengelola jurnal ilmiah psikologi di Indonesia. Dr. Siaputra menegaskan bahwa Forum ini bersifat melengkapi (komplementer), bukan menggantikan (substitusi) Forum Pengelola Jurnal Psikologi Indonesia (FPJP), yang selama ini digawangi oleh Bapak Sartana dari Universitas Andalas.
Platform ScienceOpen mampu memfasilitasi review awal/preliminer secara terbuka oleh para pengelola jurnal ilmiah psikologi Indonesia terhadap naskah-naskah publikasi yang diajukan penulis – yang berasal dari tesis magister, dan sebagainya, sesuai dengan standar atau parameter kualitas minimum publikasi yang disepakati di kalangan pengelola jurnal psikologi.
Setelah perbaikan dilakukan oleh penulis melalui ScienceOpen Preprints, para pengelola jurnal dapat melakukan pendekatan atau pun negosiasi untuk menawarkan kemungkinan naskah tersebut diterbitkan di jurnalnya. Penulis dapat memutuskan hendak menerima tawaran atau negosiasi yang mana. Hal ini mirip dengan proses yang dilakukan editor Penerbit Buku selama ini, yang melakukan “perburuan” (hunting) naskah-naskah berkualitas, dengan memberikan komentar di berbagai blog kandidat penulis yang dipandang potensial untuk dijadikan buku.
Seluruh proses ini berlangsung murni berdasarkan substansi mutu artikel. Tidak semua orang dapat melakukan review di ScienceOpen. Pengelola jurnal psikologi yang hendak melakukan peninjauan sejawat (peer review) perlu memenuhi terlebih dahulu syarat–syaratnya.
Diskusi daring mengenai isu etis dalam penelitian berlangsung di Webinar dengan menggunakan Zoom, diselenggarakan oleh UIN Alauddin Makassar bekerjasama dengan ICMI dan sejumlah jurnal ilmiah.